Rabu, 03 Agustus 2016

WAJIB HAJI


Wajib Haji
1. Niat Ihram dari Miqat.
Miqat dapat diartikan batas waktu (miqat zamani) atau batas tempat (miqat makani). Dalam hal ini yang dimaksud dengan niat ihram dari miqat adalah niat ihram harus dilakukan pada masa dan di tempat miqat yang telah ditentukan oleh Rasullah SAW.
Bagi jamaah haji dari luar kota Mekkah diwajibkan melaksanakan niat ihramnya ditempat miqat atau pada saat melewati miqat tersebut. Bila hal ini tidak dilakukan , maka wajib baginya membayar Dam, baik disengaja  maupun tidak disengaja . dalam hal ini Dam-nya adalah menyembelih kambing di tanah  suci (Mekkah) dan dibagikan untuk orang-orang miskin di kota tersebut.
Tempat-tempat miqat tersebut adalah :
  1. Al-Juhfah
  2. Dzatu Irqin
  3. Dzul Hulaifah atau Bir Ali
  4. Yalamlam
  5. Qarnul Manazil.
Untuk jamaah haji yang datang dari Indonesia dengan pesawat langsung menuju Mekkah, maka miqatnya adalah Dzatul Irqin atau garis sejajar diatas tempat tersebut. Bagi jamaah yang menuju ke Madinah, maka wajib miqatnya dari Dzul Hulaifah (Bir Ali’).
2. Berpakaian Ihram
Bagi jamaah haji yang akan berihram diwajibkan mengenakan pakaian ihram. Bagi laki-  laki pakaian ihromnya adalah dua lembar kain yang tidak berjahit, satu lembar untuk menutup bagian bawah dan satu untuk menutup bagian atas tubuhnya. Tidak diperkenankan mengenakan pakaian selain 2 lembar kain tersebut termasuk pakaian dalam. Tidak diperkenanan pula bagi laki-laki mengenakan sepatu atau sandal yang menutupi mata kaki.
Sedangkan pakaian ihrom bagi kaum wanita adalah busana muslimah yang menutupi aurat kecuali muka dan pergelangan tangan.
3. Bermalam (Mabit) di Muzdalifah.
Pada saat jamaah meninggalkan Arafah menuju Mina, maka wajib terlebih dahulu bermalam di Muzdalifah. Waktu bermalam di Muzdalifah ini adalah malam hingga sesaat sesudah sholat shubuh sebelum matahari terbit. Bagi wanita dan orang-orang tua yang lemah diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah sesudah tengah malam.
Amalan sunnah yang menyertai mabit di Muzdalifah ini adalah :
  1. Menjama’ takhir dan qashar sholat Maghrib dan Isya’ setelah sampai di Muzdalifah sebelum tengah malam.
  2. Banyak berdzikir dan berdoa.
  3. Mengumpulkan batu kerikil untuk jumrah bila berkesempatan.
  4. Sholat subuh di sana sebelum berangkat melanjutkan perjalanan ke Mina.
4. Bermalam (Mabit) di Mina.
Pada saat sampai di Mina pada hari Nahar dan Tasyriq, maka diwajibkan bagi jamaah untuk bermalam di Mina pada malam ke-11 dan 12 untuk yang menginginkan 2 malam (Nafar Awwal), atau malam ke-11, 12 dan 13 untuk yang menginginkan 3 hari (Nafar Tsani), yang merupakan keutamaan.
5. Melontar Jumroh.
Bagi jamaah haji diwajibkan melempar batu-batu kecil terhadap 3 tugu, yang disebut :
  1. Jumrotul Ula.
  2. Jumrotul Wustho’.
  3. Jumrotul Aqobah.
Melontar Jumroh ini ada 3 tahap untuk Nafar Awwal dan 4 tahap untuk Nafar Tsani.
Tahap 1 :
Melempar Jumrotul Aqobah saja pada hari Nahar (tanggal 10) dengan 7 buah  batu satu persatu. Waktu yang paling baik adalah waktu Dhuha. Tidak mengapa bila terpaksa hingga sore hari.
Tahap 2 :
Melempar Jumrotul Ula, dilanjutkan melempar Jumrotul Wustho, dan dilanjutkan melempar Jumrotul Aqobah, secara beruntun, masing-masing 7 kali lemparan pada hari Tasyriq (11 Dzulhijjah). Waktunya sesudah Dzuhur.
Tahap 3 :
Melempar seperti tahap 2  untuk hari Tasyriq (12 Dzulhijjah).
Tahap 4 :
Melempar seperti tahap 2 untuk hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).
6. Menyembelih qurban bagi yang berhaji Tamattu’ dan haji Qiran.
7. Thawaf Wada’.
Thawaf Wada adalah thawaf yang dilakukan ketika jamaah haji atau umrah akan meninggalkan kota Mekkah sesudah selesai melaksanakan ibadah haji dan umrahnya. Thawaf ini tanpa disetai Sa’i.
“Janganlah seseorang diantara kamu pulang melainkan akhir yang dilakukannya adalah thawaf di Baitullah. “ (H.R. Muslim).
Bagi wanita nifas dan haid tidak diwajibkan melakukan thawaf Wada’ ini.
8. Tidak melanggar larangan ihrom.
Adapun larangan ihrom yang wajib diikuti adalah :
  1. Tidak berkata cabul, kefasikan atau berdebat.
  2. Tidak mencabut atau menggunting/mencukur bulu atau rambut di badan.
  3. Tidak  memotong kuku, tidak  memakai wangi-wangian  (termasuk sabun atau bedak yang mengandung parfum).
  4. Tidak memakai sepatu dan menutup kepala bagi laki-laki.
  5. Tidak memakai kaos tangan untuk wanita.
  6. Tidak boleh  bermesraan suami-istri, tidak  boleh meminang, dipinang, menikah atau dinikahkan.
  7. Tidak boleh berburu.
  8. Tidak mencabut/memotong tanaman.



DAFTAR PUSTAKA
http://thayiba-tora.co.id/materi-manasik-haji/234-rukun-wajib-dan-sunnah-haj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar